Mengenal Museum Pos Indonesia Di Bandung Charles Simmons, 13 November 2023 Mengenal Museum Pos Indonesia Di Bandung – Pada saat peralihan kekuasaan Indonesia dari Belanda ke Jepang, Museum Pos Indonesia beserta koleksi benda-benda posnya kurang terawat. Bahkan ketika Indonesia merdeka, museum ini tidak pernah diperbaiki dan koleksi museum tetap terbengkalai. Mengenal Museum Pos Indonesia Di Bandung weaverhallmuseum – Museum Pos Indonesia terletak di Jalan Cilaki No. 73 Bandung, Jawa Barat. Museum bersejarah ini sudah ada sejak zaman Hindia Belanda, tepatnya pada tahun 1933. Bangunan yang dirancang oleh pasangan arsitek J. Berger dan Leutdsgebouwdienst ini awalnya bernama Pos Telegraf dan Telepon (PTT). Pada tahun 1980, Perum Pos dan Giro berinisiatif membentuk panitia untuk memperbaiki dan melestarikan benda-benda koleksi museum yang berkualitas. Tepat pada hari ke 38 pelayanan pos, tepatnya tanggal 27 September 1983, Museum PTT akhirnya resmi berganti nama menjadi Museum Pos dan Pengiriman. Peresmian museum ini dilakukan oleh Achmad Tahir, Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (Menparpostel) saat itu. Museum Pos dan Wisata adalah tempat yang sangat diperlukan bagi para peneliti filateli. Museum yang berganti nama menjadi Museum Pos Indonesia pada tahun 1995 ini memiliki koleksi ribuan prangko dari seluruh dunia. Koleksi yang dipamerkan di museum ini tidak hanya berupa perangko saja. Barang-barang pos seperti timbangan pos dan sepeda tukang pos juga dipajang. Di museum yang terletak tepat di sebelah Gedung Sate Bandung ini, Anda juga bisa menelusuri perkembangan pakaian dinas dan perlengkapan pos dari zaman kolonial hingga saat ini. Di bagian lain museum ini terdapat ruangan dengan tulisan-tulisan emas, surat-surat dari berbagai raja Indonesia hingga panglima dan jenderal Belanda. Huruf emas tersebut merupakan bukti sejarah perkembangan huruf di tanah air. Melalui surat-surat tersebut kita bisa melihat bagaimana raja-raja nusantara berkomunikasi dengan penjajah. Huruf emas yang sebelumnya disimpan di museum di Inggris, diperkirakan berusia ratusan tahun. Inggris menyimpan surat-surat berharga dari raja-raja nusantara, karena hampir semua surat yang dikeluarkan ditujukan kepada Gubernur Jenderal Inggris Thomas Stamford Bingley Raffles. Museum ini terdiri dari beberapa ruangan terpisah, yang masing-masing menampung koleksi surat yang terawat baik. Museum ini bisa Anda kunjungi bersama keluarga dan mengenalkan anak pada benda-benda pos bersejarah yang tentunya dapat memperluas pengetahuannya mengenai sejarah dunia pos di Indonesia. Koleksi Museum Pos Indonesia Kutipan dari halaman Dinas Pariwisata Kota Bandung: Museum Pos Indonesia banyak mengoleksi barang-barang yang berhubungan dengan surat, surat, dan lain-lain. Prangkonya berukuran sangat besar dan terletak didepan museum. Saat memasuki museum, pengunjung melihat serangkaian perangko dan diorama yang menggambarkan kegiatan pos di pedesaan pada tahun 1980an dan 1990an. Museum ini mengoleksi berbagai macam perangko dari Indonesia dan berbagai negara yang tentunya sangat bersejarah. Ada sekitar 131.000.000 prangko di museum. Museum Pos Indonesia juga memiliki sekitar 200 koleksi perlengkapan korespondensi, terutama berupa timbangan parsel, perlengkapan cetak prangko, surat berasuransi, tukang pos, dan lain-lain. Pengunjung tidak hanya dapat melihat koleksi prangko dan peralatan korespondensi, tetapi terkadang juga banyak koleksi barang pos seperti seragam resmi (seragam pos). Seluruh barang surat yang dipamerkan merupakan koleksi dari masa kolonial hingga tahun 2000-an. Selain itu juga terdapat koleksi surat-surat yang berusia lebih dari ratusan tahun. Surat-surat ini sebagian besar merupakan gelar beberapa raja Indonesia yang ditujukan kepada Gubernur Jenderal Inggris Thomas Stamford Bingley Raffles. Arsitektur Museum Pos Indonesia Mengenal Museum Pos Indonesia Di Bandung merupakan sebuah bangunan yang dibangun pada tanggal 27 Juli 1920. Bangunan ini memiliki luas 700persegi dan berdiri di atas sebidang tanah berbentuk persegi panjang seluas 706 meter. Arsitek atau perancang bangunan ini adalah orang Irlandia. J. Berger dan Leutdsgebouwdienst. Bangunan ini memiliki tampilan yang menjadi ciri khas masa Renaisans dan tampilan arsitektur khas Italia pada masa Renaisans. Dioperasikan secara swasta di bawah naungan PT. Pos Indonesia Persero, beberapa koleksi prangko dipajang di atas meja kayu yang dilindungi kaca dan dapat dikagumi secara langsung. Namun, ada beberapa koleksi atau benda bersejarah yang hanya dapat dilihat dengan bantuan petugas museum, karena koleksi tersebut dikelompokkan dalam panel yang terhubung secara vertikal. Sekilas, papan rakitan ini terlihat seperti lemari kayu berukuran 1,5 x 1 x 2,5 meter. Baca Juga : Asal Usul Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat Perubahan nama museum Minggu Pada tanggal 27 September 1983 Museum berubah nama menjadi Museum Pos dan Wisata berdasarkan keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi. Momen ini juga bertepatan dengan hari ke-38 pasca bhakti. Seiring dengan semakin terorganisirnya pengelolaan museum, barang koleksi yang berkaitan dengan sejarah pos semakin beragam. Dimulai pada masa Kompeni dan Republik Bataaf (1707-1803), masa pemerintahan Daendels (1808-1811), masa pemerintahan Inggris (1811-1816) dan masa Hindia Belanda (1866). ). -1942), masa Jepang (1942 -1945) dan masa kemerdekaan. Namun tak hanya sebatas prangko, diorama kegiatan pelayanan pos juga dibuat. Kemudian pada tanggal 20 Juni 1995, nama museum diubah lagi menjadi Museum Pos Indonesia yang masih digunakan sampai sekarang. Perubahan ini mengubah nama dan status perusahaan yang tadinya Perusahaan Pos Umum dan Giro menjadi PT. Pos Indonesia (persero). Fasilitas menarik di Museum Pos Indonesia Untuk memberikan gambaran pembelajaran interaktif dan pengalaman rekreasi bagi pengunjung, sejumlah fasilitas pendukung teknologi juga dihadirkan di Museum Indonesia Post. Misalnya saja Audio Tour Guide Gadget Win yang berisi informasi tentang 50 objek museum yang dapat dipelajari pengunjung melalui audio. Ada juga dengan tulisan emas raja-raja nusantara yang diperuntukkan bagi panglima dan jenderal Belanda. Pengunjung dapat mempelajari lebih jauh gaya komunikasi antar penguasa di Hindia Belanda. Selain itu, Anda juga bisa melihat topik yang dibahas dalam surat tersebut, mulai dari perdagangan, ekonomi, dan politik. Museum Di Bandung Inilah Rahasia Museum Pos Indonesia di Bandung Mengapa museum ini tergolong museum yang penuh rahasia? Salah satunya karena Museum Pos Indonesia merupakan bangunan yang dibangun pada tahun 1933 pada zaman Belanda. Penasaran dengan kisah misterius yang diceritakan masyarakat Bandung tentang museum ini? Berikut 7 Rahasia Museum Kota Bandung yang Jarang Diketahui! Ditinggalkan pada tahun 1980 Menurut opini masyarakat, Museum Pos Indonesia telah memancarkan aroma mistis sejak ditinggalkan pada tahun 1980. Karena kelalaian, berbagai koleksi surat di dalamnya menjadi tidak terawat dan rusak. Namun, ada beberapa koleksi prangko dari seluruh dunia dan barang-barang unik dari dunia pos hanya ada di sini! Suasana mistis di ruangan surat emas Di Museum Pos Indonesia terdapat ruangan khusus yang didalamnya disimpan surat-surat emas yang pernah mereka kirim. dipamerkan menjadi raja-raja nusantara hingga prajurit berpangkat tinggi Belanda. Namun karena ditinggal di ruangan ini, hal-hal mistis kerap tercium dan membuat merinding bagi semua orang di sekitarnya. Sosok laki-laki yang duduk mengelilingi patung Nah, keajaiban berikutnya adalah patung Diolama yang menjadi bagian dari koleksi museum ini. Patung tersebut menggambarkan adegan seorang tukang pos mengantarkan surat kepada warga. Namun anehnya, sosok pria yang sedang duduk dan muncul sering dijumpai di sekitar patung. Sejauh ini tidak ada yang tahu siapa pria ini. Bolu Mania ingin mengunjungi museum ini? Patung yang bisa bergerak sendiri Rahasia lain yang tak kalah menakutkannya adalah beberapa patung di museum kerap bergerak sendiri meski di siang hari. Menurut cerita pengunjung, tragedi patung berpindah-pindah sering terjadi di Museum Pos Indonesia meski tidak ada orang yang diganggu. Jadi jangan pernah pergi ke Museum Pos Indonesia Bolu Mania sendirian! Bangunan besar dan ruangan terpisah Teka-teki selanjutnya adalah bangunan besar dan luas atau model bangunan dan model ruangan tersendiri. Hal ini mungkin terlihat biasa saja untuk sebuah museum, namun ada baiknya jika Anda pergi ke Museum Kota Bandung bersama banyak orang. Hal ini agar Anda tidak merasa sendirian dan ingin berlama-lama melihat koleksi pos Indonesia. Terlihat mistis dan penuh rahasia. Namun bagi pecinta barang antik, khususnya perangko, tidak akan ada masalah dengan barang-barang tersebut. Selain itu, Museum Pos Indonesia tidak lagi terbengkalai dan terawat dengan baik. Musium Di Indonesia Mengenal Museum Di BandungMuseum Pos Indonesia
Musium Di Indonesia 8 Museum Terbesar Di Dunia Yang Wajib Kamu Kunjungi Saat Traveling 23 October 2023 8 Museum Terbesar Di Dunia Yang Wajib Kamu Kunjungi Saat Traveling – Museum bisa menjadi tempat menarik untuk dikunjungi orang tua bersama keluarga. Berkunjung ke museum bersama keluarga tak hanya menghilangkan penat, tapi juga bisa memberikan bahan renungan bagi si kecil. Ada banyak sekali museum di dunia, bahkan ada yang… Read More
Musium Di Indonesia Mengenal Museum Kebangkitan Nasional 25 November 2023 Mengenal Museum Kebangkitan Nasional – Museum Kebangkitan Nasional adalah sebuah bangunan yang didirikan sebagai monumen tempat lahir dan berkembangnya kesadaran nasional dan di dalamnya juga kesadaran nasional Organisasi gerakan modern pertama didirikan dengan nama Boedi Oetomo. Mengenal Museum Kebangkitan Nasional weaverhallmuseum – Sebelum Mengenal Museum Kebangkitan Nasional gedung ini menjadi… Read More
Musium Di Indonesia Galeri Seni Yang Wajib Dikunjungi di Jakarta 31 May 2024 Galeri Seni Yang Wajib Dikunjungi di Jakarta – Galeri seni dan ruang seni kini kembali diminati masyarakat. Beberapa galeri seni dan museum menampilkan karya seni klasik. Sementara galeri seni lainnya menerapkan konsep futuristik. Saat ini, semakin banyak karya seni kontemporer yang dipajang di ruang seni. Galeri Seni Yang Wajib Dikunjungi… Read More